Filosofi Catur Sepasang Kaos Kaki Hitam





Berawal dari malam minggu, eh sabtu malam
sepi, maklum saya jomblo tidak mempunyai
kegiatan lain di luar rumah sehingga
terpaksanya hanya berdiam diri di rumah.





Nah,
akhirnya saya kencan saja dengan laptop saya.
Buka laptop, wvdial dan terkoneklah dengan
internet. Buka Chrome, buka Facebook, tidak
ada notifikasi, bosan. Ganti! Buka new tab,
buka Blogger, masuk dashboard, tidak ada ide
menulis, close tab. Buka TweetDeck, mention
sepi, akhirnya dongkol sendiri :D


Akhirnya mainlah saya ke Kaskus, biasa lah..
buka Lounge, kejar posting kekekek. Bosan di
Lounge, akhirnya mencari forum lain. Iseng
buka SFTH, dan lalu akhirnya ketemu judul di
atas. Ya, Sepasang Kaos Kaki Hitam (SK2H)
adalah postingan yang ingin saya bagi
sekarang.

black-socks-black-black_400.jpg


Ilustrasi

Awalnya saya hanya iseng membacanya,
maklumlah, saya kadang malas membaca.
Jikapun sedang ingin, itu karena ada tambahan
gambar/ilustrasinya. Hehehe. Berawal dari
keisengan, akhirnya saya malah jadi kecanduan
dengan cerita ini. Saya akui, ceritanya memang
menarik, bahasanya mudah dicerna, dan
membuat kita berimajinasi tentang sosok yang
diceritakan oleh Om Ari, TS dari SK2H ini.


Sosok yang saya maksud di sini adalah sosok
Mevally atau yang biasa dipanggil Meva. Jujur
saja, saya juga penasaran dengan sosok Meva
ini. Saya ingin menjelaskan alasannya, tetapi
sangat sulit dijelaskan dengan kata kata.
Sebagian Kaskuser yang menjadi pembaca
setia juga merasa penasaran dan ingin
mengetahui foto si Mevally ini.





Mungkin lebih
baik anda membaca sendiri, dan anda akan
tahu alasan dibalik rasa penasaran saya dan
pembaca setia SK2H :)


Bagi anda yang suka membaca dan penasaran
dengan cerita SK2H ini, silahkan kunjungi link
ini. Lumayan lah, ada 115 part dengan 5 bagian
tambahan serta 4 epilog.


Ada beberapa hal yang saya dapatkan setelah
selesai membaca keseluruhan cerita ini. Di
antaranya:


1. Kita hidup bagaikan sebuah pion catur,
apalagi saya yang baru saja lulus SMA dan
baru saja memulai langkah untuk kuliah, untuk
masa depan saya. Jika diandaikan, kita adalah
pion prajurit, yang maju sekotak demi sekotak.


chess.jpg


Pion catur

Seiring berjalannya waktu, kita bukanlah lagi
seorang prajurit, sedikit demi sedikit, semakin
jauh kita melaju, mungkin saja kita sudah
menjadi "menteri" atau bahkan "raja/ratu".


"ya kayak yg lo bilang tadi, ini cuma pion
kecil..." lanjutnya. "nggak ada artinya.
diremehin. nggak diterima keberadaannya
sama mereka yg lebih besar dari dia. baru
sadar ternyata hidup gw juga gitu Ri. nggak
banyak yg mau nerima gw. gw selalu merasa
kecil di depan orang lain, termasuk elo."

gw diam, mencoba mencari pembenaran dari
kalimatnya.


"emang sih... kadang sesuatu itu tampak indah
kalo kita nggak tau apa di balik itu semua. tapi
bukan berarti lo bisa nge judge bahwa orang
akan nggak nerima lo misalnya dia tau rahasia
lo.


buat gw, apapun dan gimanapun masa lalu
seseorang kemarin, yg gw liat adalah hari ini.
karna semua akan selalu sulit kalo kita cuma
nilai dari masa lalu."


giliran meva yg diam. matanya tetap sayu
menatap pion yg tadi.


"gini deh Meva sayaang......" gw ambil pion yg
sejak tadi dipandanginya. "pion ini, memang
nggak ada artinya saat ini." gw letakkan di
salahsatu petak. "tapi kalo pion ini bisa
ngelewati semua ujian untuk bisa sampai di
petak terakhir..." gw letakkan dia di petak
paling sudut di daerah pertahanan gw. "pion
nggak berharga ini bisa bermetamorfosa jadi
benteng, kuda atau bahkan jadi menteri."


dan gw mengganti pion itu dengan menteri.
meva masih diam.


"sama kayak hidup kita," lanjut gw lagi. " kalo
kita bisa bertahan dan ngelewatin semua ujian
dalam hidup, suatu saat nanti kita bisa jadi yg
lebih hebat dari mereka yg selalu merendahkan
kita. kita bisa jadi sesuatu yg berarti buat
mereka juga, Va. lo harus tau itu...."


Ya seperti itulah perumpamaan hidup.


2. Kemudian cerita tentang lukisan.

"Mungkin nggak sih doa di malam ulang tahun
tuh dikabulkan sama Tuhan?" Lisa mengaduk
lemon tea nya.


"Hmm jelas mungkin lah. Kapanpun mau doa,
Tuhan pasti denger kok," gw sok diplomatis.

"Apa cuma sebatas 'didenger' aja?" Lisa
nampaknya memberi penekanan bahwa dia
ingin gw tau dia punya satu doa yg seharusnya
gw juga tau.


"Enggak juga. Pasti dikabulkan kok."
"Tapi kok ada beberapa doa gw yg dikabulkan
Tuhan? Dari dulu lho, sampe sekarang."
Gw tertawa pelan. Gw juga sebenernya nggak
terlalu paham sama masalah beginian.


Harusnya Lisa curhat aja sama ustad. Hehehe.

"Gini deh, gw mau sedikit cerita, boleh?" kata
gw dijawab anggukan kepala Lisa. "Mmmh..jadi
gini. Suatu hari ada seorang pelukis dan
asistennya yg lagi mengerjakan sebuah lukisan
di atap gedung. Objek mereka saat itu adalah
pemandangan kota dari ketinggian..."


Lisa memperhatikan secara saksama.
"...selesai lukisannya jadi, si pelukis sangat
terkagum-kagum dengan hasil yg dia buat. Dia
mulai nyoba ngeliat lukisannya dari arah-arah
yg berbeda. Hasilnya tetep sama.


Lukisan ini
sangat indah di matanya, sementara sang
asisten cuma senyum sendiri liat si pelukis yg
mulai berjalan mundur, mencari sudut pandang
yg lain... "


"......."


"...tanpa sadar, si pelukis berjalan ke ujung
gedung. Asistennya kebingungan buat
memperingatkan si pelukis. Kalau saat itu dia
berteriak, si pelukis pasti terkejut dan malah
kehilangan keseimbangan. Jadi si asisten
segera ngambil pisau dan mulai ngerobek
lukisan indah itu. Si pelukis yg heran kemudian
berhenti jalan dan menghampiri asistennya.


Dia marah besar. Tapi setelah diceritakan
kejadian yg sebenernya, si pelukis menangis
terharu dan berterimakasih ke asistennya.."


Lisa menatap gw kalem dari balik
kacamatanya.


"Jadi gini loh. Kadang, kita ngerasa kita sudah
melukis kehidupan kita dengan begitu indah.
Tapi tiba-tiba aja Tuhan 'merusak' lukisan kita.
Kita kecewa, tapi kita pasti akan mulai melukis
lagi lukisan lainnya yg hasilnya pasti akan
lebih baik dari lukisan sebelumnya,"


gw sedikit
ngawur. "Percaya deh, Tuhan 'merusak'
lukisan kita karena Tuhan tau ada 'lukisan' lain
yg lebih indah yg bisa kita buat... "


Lisa terdiam. Gw juga diam. Sama-sama
menatap kosong ke cangkir di depan kami. Lisa
tampak mencerna cerita gw tadi. Dia
mengangguk pelan.


"Oke. Jadi intinya jangan pernah berhenti
berdoa sampe kita berhasil membuat guratan
indah lukisan kita.." katanya pelan lalu
tersenyum.


Yap, seperti itulah hidup, selalu ada hikmah
dibalik sesuatu yang tidak mengenakkan untuk
kita. Kuncinya? Percayalah kepada rencana-
Nya :)


3. Alasan mencintai seseorang, boleh buat
referensi jika suatu saat pacar anda
menanyakan ini. Hehe
"Lo pasti punya alasan donk kenapa lo bisa
segitu cintanya sama Meva?"
Gw menggeleng pelan.
"Kalo lo beneran cinta, gw yakin lo punya
alasan untuk itu."
Gw tarik nafas panjang lagi. Jujur gw sulit
sekali buat ngejawab pertanyaan Indra.
"Menurut gw semua hal itu butuh alasan. Lo
makan karena lo laper, lo minum karena haus,
lo tidur karena ngantuk." Lanjut Indra lagi. "Nah
sekarang lo sayang sama Meva...lo cinta sama
dia...itu juga punya alasannya dong?"
Ah, gw nggak berhasil menemukan kalimat yg
tepat.


"Gw suka senyumnya yg manis," kata gw
sedikit ragu. "Gw suka jarinya yg lentik. Gw
suka caranya bicara ke gw. Gw suka
teriakannya yg kadang bikin budek kuping gw.
Gw suka setiap gerak tubuhnya. Gw suka
bentuk matanya yg agak sipit. Gw suka
perhatiannya. Gw suka hidungnya yg mancung
dan rambut panjangnya. Gw suka perhatian yg
dia kasih. Gw suka karena dia selalu ada
nemenin gw. Gw suka semuanya deh....."
"......"


"Ya ya ya...gw suka Meva karena itu."
"......." Sejenak kami berdua diam.
"Tapi itu semua bukan alasan gw mencintainya
Ndra," kata gw. "Kalo gw bilang gw cinta Meva
karena kecantikannya, maka saat dia tua nanti
dan mulai kehilangan kecantikannya, gw nggak
akan punya alasan lagi untuk mencintainya."


Sejenak gw menarik nafas.
"Kalo gw katakan gw cinta karena
perhatiannya, saat nanti dia nggak perhatian
lagi, gw pun nggak punya alasan untuk
mempertahankan cinta gw. Kalo gw cinta
karena dia selalu ada di samping gw, saat dia
mati nanti...tentu nggak akan ada alasan lagi
buat gw tetap mencintainya ..."
"......"


"Gw cinta Meva, karena gw tulus..."


4. Ada banyak sekali kutipan yang saya sukai
dari SK2H ini. Saking banyaknya sampai lupa,
hehe. Tetapi ada satu kutipan yang mengena
sekali, seperti sebuah jawaban akan
pertanyaan saya selama ini.


“Kamu tau kenapa tiap kenangan itu
terasa indah dan manis? ”

Meva kernyitkan dahi lalu
menggelengkan kepala.


“ Karena dia nggak akan terulang
lagi,” jawab gw. “Itu yg bikin
kenangan jadi berarti...”


Ya, itulah sebaris kutipan. Simple, tetapi
jawabannya seakan membuat saya tersadar.


Yang membuat kita tidak akan pernah lupa akan
suatu kenangan adalah karena kenangan itu
hanya sekali terjadi, dan membuat kita selalu
teringat akan kenangan itu. Karena kenangan
indah itu spesial, hanya sekali satu kali, takkan
terulang kembali dan akan terkenang
seterusnya.



Graciaas :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fast and Furious 7 BluRay

Cara Menginstal Arch Linux STEP BY STEP

'Terrible Things' Berjuta Makna Dalam Satu Nada